Antibiotik mampu membunuh bakteri 
penyakit.  Tapi penggunaan antibiotik yang tidak tepat bisa membuat antibiotik  dari obat yang menyembuhkan menjadi obat yang membayakan.
Antibiotik  bisa jadi adalah obat yang paling sering diresepkan oleh para dokter,  tapi sayangnya banyak yang tidak tepat pemberiannya. Waspadai ancaman  penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
Prof Iwan Dwiprahasto  selaku guru besar farmakologi UGM menuturkan penggunaan antibiotik yang  tidak tepat bisa membahayakan kesehatan masyarakat secara global maupun  individu. Bentuk penyalahgunaannya cukup beragam mulai dari tidak tepat  memilih jenis antibiotik hingga cara dan lamanya pemberian.
"Kebiasaan  memberikan antibiotik dengan dosis yang tidak tepat serta waktu  pemberian yang terlalu singkat atau terlalu lama akan menimbulkan  masalah resistensi yang cukup serius," ujar Prof Iwan dalam acara  workshop jurnalis kesehatan di gedung FISIP UI, Depok, Sabtu  (26/3/2O11).
Senada dengan Prof Iwan, perwakilan World Health  Organization Dr Sharad Adhikary juga menuturkan antibiotik memang obat  yang telah menyelamatkan banyak jiwa, tapi tidak bisa menyembuhkan semua  macam 
penyakit.  Antibiotik hanya dapat menyembuhkan penyakit akibat infeksi bakteri.
Antibiotik  kerap dibeli tanpa resep dan tanpa penjelasan, masyarakat biasanya  membeli antibiotik dengan menggunakan resep sebelumnya. Padahal  antibiotik harus melalui resep dan berdasarkan indikasi yang muncul.
"Jika  digunakan berlebihan, bakteri bisa bermutasi sehingga jadi kebal. Jika  semua kebal maka bisa menimbulkan superbug dan bisa-bisa nantinya kita  kembali ke era sebelum ada antibiotik," ujar Dr Sharad.
Dr.  Sharad menuturkam masalah kekebalan terhadap antibiotik bukanlah masalah  baru, tapi lama kelamaan semakin mengkhawatirkan dan berbahaya. WHO  pada tahun 1998 telah mulai meminta negara-negara anggotanya untuk  mengatasi masalah hal ini.
Infeksi virus seperti demam, flu,  batuk pilek, radang tenggorokan dan beberapa infeksi telinga merupakan  infeksi yang tidak boleh diobati dengan antibiotik. Hal ini karena  antibiotik membunuh bakteri dan tidak membunuh virus.
Antibiotik  membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri yang peka. Tapi kadang  salah satu bakteri dapat bertahan hidup karena mampu menetralisir atau  menghindar dari efek antibiotik. Bakteri yang semula hanya peka bisa  menjadi kebal melalui perubahan genetik di dalam selnya sehingga menjadi  resisten terhadap antibiotik.
Untuk menghindari penyalahgunaan  antibiotik, ada beberapa hal yang bisa dilakukan yaitu:
- Gunakan antibiotik hanya dengan resep dokter, dengan dosis dan  jangka waktu sesuai resep.
 
- Tanyakan pada dokter obat mana yang mengandung antibiotik dan apa  manfaatnya.
 
- Penggunaan antibiotik yang tidak tepat bisa menurunkan efektifitas.
 
- Demam, batuk, pilek dan diare umumnya tak perlu antibiotik. Hanya  perlu makan makanan bergizi, minum dan istirahat. Jika dalam waktu 3  hari tidak sembuh, segera pergi ke dokter.
 
- Jangan gunakan atau beli antibiotik dari dokter atau menggunakan  resep yang lama.
 
- Penggunaan antibiotik yang sembarangan bisa merugikan diri sendiri.
 
- Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai  antibiotik.
 
- Memperbaiki perilaku tentang penggunaan antibiotik.
 
- Mencegah dan menghindari penggunaan antibiotik yang berlebihan atau  justru kurang.
 
"Masyarakat sebaiknya tidak mengobati diri sendiri, dan jangan  mengonsumsi obat yang tidak diperlukan serta minumlah obat sesuai  dosisnya,