Kebutuhan air selama masa kehamilan dan menyusui cenderung meningkat. Karena itu ibu hamil dan menyusui harus memperhatikan asupan air minumnya agar tidak kekurangan yang dapat memicu gangguan tubuh.
"Di masa kehamilan, khususnya pada trimester ketiga perempuan hamil membutuhkan lebih banyak konsumsi cairan terutama bila mengalami gangguan berkemih fisiologis yang terjadi akibat adanya tekanan pada kandung kemih oleh uterus yang membesar," ujar dr Budi Iman Santoso, SpOG(K) dalam acara konferensi pers Hydration and Health di Hotel Gran Sahid Jaya, Jumat (18/3/2011).
dr Budi menambahkan dehidrasi atau kurangnya cairan dalam tubuh bisa menyebabkan sejumlah gangguan selama masa hamil yaitu dehidrasi ringan akut dan dehidrasi ringan kronik.
Dehidrasi ringan akut bisa menyebabkan terjadinya oligohidroamnion (cairan ketuban yang sedikit), gangguan pada janin serta waktu persalinan yang lama. Sedangkan dehidrasi ringan kronik bisa menyebabkan batu pada saluran kemih, infeksi saluran kemih, sembelit dan juga tekanan darah tinggi.
"Secara umum kebutuhan air yang meningkat ini agar dapat mendukung sirkulasi janin, produksi cairan amnion (air ketuban) dan volume darah yang meningkat," ujar dokter yang menjabat sebagai Ketua Departemen Ginekologi dan Obstetri FKUI RSCM.
Kisaran jumlah air yang dibutuhkan memang cukup besar mengingat ibu hamil menghadapi kondisi yang berbeda-beda. Beberapa penelitian memberikan rekomendasi yang berbeda-beda. Hal ini karena kebutuhan air dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk aktivitas fisik hingga suhu di lingkungan.
Meski begitu anjuran yang umum untuk ibu hamil adalah mengonsumsi 8-10 gelas per hari atau setara dengan 2,5 liter, sedangkan untuk ibu menyusui disarankan sebanyak 13 gelas per hari atau setara dengan 3 liter air.
"Air yang masuk ke dalam tubuh ini tidak harus selalu dari air putih saja, tapi makanan yang dikonsumsi biasanya mengandung 20 persen dari asupan air tubuh secara keseluruhan. Sisanya dipenuhi dari asupan air langsung," ujar dokter kelahiran Jakarta, 5 September 1954.
Untuk ibu yang menyusui perlu mendapatkan asupan air yang lebih banyak. Hal ini karena air yang masuk ke dalam tubuh berfungsi untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi yang disalurkan melalui ASI. Karena itu ibu menyusui harus didorong untuk mendapatkan air minum yang cukup. Disarankan minum segelas air setiap makan dan setiap kali menyusui.
"Air minum sangat penting bagi ibu hamil dan menyusui, karena itu jangan tunggu sampai rasa haus timbul. Serta pilihlah sumber air minum yang aman dan baik.
"Di masa kehamilan, khususnya pada trimester ketiga perempuan hamil membutuhkan lebih banyak konsumsi cairan terutama bila mengalami gangguan berkemih fisiologis yang terjadi akibat adanya tekanan pada kandung kemih oleh uterus yang membesar," ujar dr Budi Iman Santoso, SpOG(K) dalam acara konferensi pers Hydration and Health di Hotel Gran Sahid Jaya, Jumat (18/3/2011).
dr Budi menambahkan dehidrasi atau kurangnya cairan dalam tubuh bisa menyebabkan sejumlah gangguan selama masa hamil yaitu dehidrasi ringan akut dan dehidrasi ringan kronik.
Dehidrasi ringan akut bisa menyebabkan terjadinya oligohidroamnion (cairan ketuban yang sedikit), gangguan pada janin serta waktu persalinan yang lama. Sedangkan dehidrasi ringan kronik bisa menyebabkan batu pada saluran kemih, infeksi saluran kemih, sembelit dan juga tekanan darah tinggi.
"Secara umum kebutuhan air yang meningkat ini agar dapat mendukung sirkulasi janin, produksi cairan amnion (air ketuban) dan volume darah yang meningkat," ujar dokter yang menjabat sebagai Ketua Departemen Ginekologi dan Obstetri FKUI RSCM.
Kisaran jumlah air yang dibutuhkan memang cukup besar mengingat ibu hamil menghadapi kondisi yang berbeda-beda. Beberapa penelitian memberikan rekomendasi yang berbeda-beda. Hal ini karena kebutuhan air dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk aktivitas fisik hingga suhu di lingkungan.
Meski begitu anjuran yang umum untuk ibu hamil adalah mengonsumsi 8-10 gelas per hari atau setara dengan 2,5 liter, sedangkan untuk ibu menyusui disarankan sebanyak 13 gelas per hari atau setara dengan 3 liter air.
"Air yang masuk ke dalam tubuh ini tidak harus selalu dari air putih saja, tapi makanan yang dikonsumsi biasanya mengandung 20 persen dari asupan air tubuh secara keseluruhan. Sisanya dipenuhi dari asupan air langsung," ujar dokter kelahiran Jakarta, 5 September 1954.
Untuk ibu yang menyusui perlu mendapatkan asupan air yang lebih banyak. Hal ini karena air yang masuk ke dalam tubuh berfungsi untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi yang disalurkan melalui ASI. Karena itu ibu menyusui harus didorong untuk mendapatkan air minum yang cukup. Disarankan minum segelas air setiap makan dan setiap kali menyusui.
"Air minum sangat penting bagi ibu hamil dan menyusui, karena itu jangan tunggu sampai rasa haus timbul. Serta pilihlah sumber air minum yang aman dan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar